Kapan kau merasa
ingin sendiri?
Kapan kau merasa
ingin menghilang?
Dan kapan kau
merasa ingin mati?
Lihatlah ke
atas, kawan.
Ya, di atas saat
kau berdiri di beranda rumahmu.
Kanopi bumi
terbentang seluas-luasnya mata memandang
Lebar, besar,
megah
Tanpa cacat
Dihiasi dengan
kapas-kapas putih pengumpul uap
Keindahan kanopi
bumi makin memikat
Rentangkan kedua
tanganmu, kawan
Biar, biarkan
teriknya sinar mentari menyengat kulitmu
Pejamkan matamu
Dan hirup udara
langit di tengah bacinnya udara dunia
Biarkan kulitmu
terangkat oleh sengatan mentari
Toh, ia tidak
akan mengambil roh mu
Jiwa mu
Hasrat mu
Impian mu
Dan keinginanmu
untuk mati
Tidak, ia tidak
akan mengambil itu
Biarkan jiwamu
tetap berdiri disitu
Di depan beranda
rumahmu
Tetap memjamkan
mata
Tetap
membentangkan tangan
Tetap berusaha
menghirup udara langit