Jangan menyesali cinta yang datang menyapa hatimu Meski kamu tak bisa memiliki objek cintanya Satu hal yang perlu kamu syukuri Bersyukurlah atas kebahagiaan yang kamu rasakan ketika rasa itu datang Meski hanya sesaat
Do you know, sir? I’m always
pray of you. I am a girl who have been being filling your study card. Please,
forgive me if i’m an impudent girl ‘cause have been being filling yours without
propper permission to you. But, i did that because i knew if you couldn’t fill
that card when you are in the hoospital. I don’t want you know if i’m a person
who have been done that. I just wanna say indirectly that i care of you. Always
care of you although you don’t know it. I hope, you can see that someday,
without i have to tell you, first. -353914041626-
(Haahaha, ngasal deh
nulisnya. Nggak tahu grammarnya, tensesnya, nyambung apa nggak. Kayaknya sih,
nggak. Hahaaha. Maklum, deh. Nggak pinter bahasa inggris. Jadi, masih maksa
banget.)
Dia masih bersinar. Dengan kharismatik yang dimiliki,
tentunya. Aku masih saja tertegun jikalau melihatnya. Entah. Tapi, perasaan itu
ada lagi. Perasaan takut lebih tepatnya.
Cara dia berbicara. Cara dia berjalan. Cara dia tertawa.
Semua seakan lengkap menggambarkan kharismanya dimataku.
Aku pikir, aku akan bisa mempertahankan posisiku saat ini
untuk tidak kemana-mana, terutama ke arahnya. Aku pikir, aku akan bisa
mengenyahkan diri dari semua hal yang menyangkut tentang kharismanya. Namun,
hasilnya justru mengecewakan.
Pengalaman. Ya, seharusnya aku belajar dari pengalaman,
seperti yang selama ini orang-orang bicarakan. Seharusnya, aku tak perlu silau
dengan auranya yang bersinar. Seharusnya, aku bisa bertahan dari terjangan
kharismanya. Seharusnya, aku tetap menutup mata, telinga terlebih hati. Ya,
untuk menghindari hal-hal mengecewakan yang pastinya akan hadir sesaat lagi.
Berita demi berita datang silih berganti. Mengenai siapa
dengan siapa, siapa yang mengapa, siapa yang bagaimana, siapa yang kemana,
siapa yang kapan.
Dia hanya memandangku kecil, bagaikan sebuah kelereng di
tengah bola-bola kaki. Tak apa, pikirku. Toh, yang penting aku masih terlihat
olehnya. Toh, dia tahu bahwa aku hanyalah sebuah kelereng di tengah bola-bola
kakinya yang besar-besar itu. Bukan merendahkan diri sendiri, loh, tapi aku
hanya ingin membentengi diri saja. Dari pil-pil pahit yang akan ku tegak,
tentunya.
Aku yang hanya berperan sebagai sebuah kelereng kecil tak
berguna, merasa salah tempat. Seharusnya aku tak pernah datang kesana.
Gelindingkan aku Ya Tuhan... Karena sungguh, aku tak dapat menggelinding
sendiri jika tidak di atas permukaan yang miring atau tidak digelindingkan.
Karena jika aku tidak segera menggelinding dan pergi, alhasil, aku akan tetap
terpaku disini, diantara bola-bola kaki yang besar-besar itu, tanpa dilihatnya,
dan menyendiri.
Terima
kasih sudah menjadi bagian inspirasi, maaf jika terlalu
berlebihan J
Terhenyak dalam sebuah
dimensi kehidupan yang rapuh
Aku tersadar seketika
Menyadari bahwa aku telah
terjatuh cukup dalam untuk sampai menembus lapisan bumi terdalam
Pikiranku sontak melayang
Melewati berbagai macam
batu, kerikil, lumpur dan sampailah ia di dataran padang yang luas tak berbatas
Pikiranku masih melayang
Mencari realitas dari
semua kepalsuan itu
Hujan turun, berusaha
mengenyahkannya untuk kembali ke dalam perut bumi
Tak gentar, pikiranku
masih melayang
Sampailah ia pada suatu
bangunan tua yang terdapat sebuah pohon beringin besar di depan gerbang yang
juga sudah tua
Saat itu, seragam
putih-biru itu
Mengantarkan seorang anak
perempuan berkulit tan, melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan berkapasitas 35
orang
Anak itu begitu ceria,
dengan rambut hitam-kemerahan yang terkucir kuda
Pikiranku lantas
mengikutinya
Anak itu memiliki harapan
besar ketika ia baru saja melewati gerbang tua di bangunan tua itu
Harapan besar akan
sesuatu yang akhirnya malah membuatnya sering menangis karena tak tahan menahan
luka sedikitpun yang tergores di tubuhnya
Anak itu lantas pergi
dari tempat tersebut
Pikiranku masih
mengikutinya
Lagi. Dalam sebuah
bangunan tua berpagar besi yang juga tua, anak itu kembali masuk ke dalamnya
Dengan seragam
putih-abu-abunya dan sehelai penutup kepala yang membuat rambut
hitam-kemerahannya tak lagi terlihat, ia melenggang menuju ruangan yang juga
berkapasitas 35 orangan
Dan lagi. Ia memiliki
harapan besar yang ia bawa dari gedung tua sebelumnya yang belum padam hingga
ia dapat berpikir sedikit saja untuk menjadi dewasa
Pikiranku masih betah
mengikutinya
Dan dalam perjalanan anak
itu yang kini sudah beranjak menjadi seorang gadis, pikiranku menemukan banyak
hal di dalamnya
Gadis itu seringkali
melihat sebuah ruangan tua yang terdampar di seberang ruangan tua yang tengah
ia tempati
Tak merasa dihalangi oleh
sebuah lapangan kecil dengan jaring-jaring besi di setiap sisinya, ia tetap
memerhatikan ruangan tua di seberang sana
Berusaha menemukan
harapan yang ia tanamkan sejak SMP
Tak lama, gadis itu pun
meninggalkan bangunan tua yang kedua menuju bangunan tua ketiga
Pikiranku masih tetap
mengikutinya
Pola berpikir yang sudah
sedikit dewasa dalam diri gadis itu
Membuatnya bertekad untuk
menghentikan semua harapan yang ia tanamkan sejak berada di dalam bangunan tua
yang pertama tadi
Bangunan tua pertama
Bangunan tua kedua
Dan kini, bangunan tua
ketiga
Harapan lain muncul
Berusaha mengenyahkan
semua
Berusaha menangkalnya
Berusaha acuh pada semua
hal tentang harapan
Namun, gagal
Ia kembali tersandung
harapan itu
Pikiranku masih
memerhatikannya dengan seksama
Melihatnya yang tengah
meringis kesenangan sampai meringis kesakitan
Menahan goresan-goresan
kecil di tubuhnya yang makin banyak seiring bertambah usia dan harapan
Lihatlah. Ia berusaha
mengacuhkan semua komentar para kurator, meski ia tahu ia tak bisa
Berusaha mengacuhkan
semua saran para kurator, meski ia tahu bahwa ia sangat ingin
Ia berusaha bergerak dan
mencari sebuah pencerahan dalam kepungan harapan yang kini selalu membelitnya
Pikiranku perlahan pergi
Meninggalkan bangunan tua
ketiga, kedua terlebih pertama
Meninggalkan gadis itu
Meninggalkan harapan yang
selama ini digadang-gadang gadis itu
Kelopak mataku masih
terbuka
Menatap sesuatu yang
seharusnya tak perlu aku tatap
Dalam bumi ini yang
begitu gelap
dan sunyi
Kelopak mataku masih
enggan tertutup
Karena masih ingin
menyuruh pikaranku
Mengikuti tiap langkah
gadis itu lagi
Hingga ia kelak, dapat
benar-benar mendapatkan pencerahan dalam sebuah harapan abu-abu yang kini masih
mengepungnya
21:09
15 September 2012
Di
kamar
Suasana
Biasa Aja
Ditemani playlist yang terdengar dari speaker
netbook
1. Wide
Awake - Katy Perry
2. It
Will Rain – Bruno Mars
3. Sedang Apa dan Dimana – Sammy
Simorangkir
4. 0334075593 – Secondhand Serenade
5. Rasa
Ini – Vierra
6. Fall for You – Secondhand
Serenade
Dan beberapa lagu lainnya yang gua lupa karena nggak
begitu dengerin