Hidup itu nggak
selamanya mulus Sabrina tahu. Orang pun tidak mungkin selamanya tertawa karena
bahagia. Sabrina pernah membaca status dari seorang teman bahwa intinya ia
selama ini ceria di depan teman-temannya karena ingin menutupi kesedihannya
dari mereka. Sungguh, rasanya pasti menyesakkan hati sekali. Saat kita
seharusnya menumpahkan kesedihan dengan teman agar kesedihan itu berkurang,
yang ada justru kita harus menahan sesak untuk menutupi semua itu. Tapi, nggak
nyesek juga, sih. Karena dengan begitu malah justru kita terbawa suasana ceria
juga pada saat berkumpul dengan mereka, walau sebentar. Sampai di rumah? Galau
lagi, itu pasti.
Ah, sudahlah. Mood Sabrina juga sedang tidak baik hari
ini. Entah. Hari ini ia sensitif sekali. Dari semalam sebenarnya suasana hati
sudah tak enak. Sekitar dini hari wanita itu terbangun dari tidur dan serta
merta mengecek ponselnya. Mengecek apa? Kosong. Dan dini hari itu sudah tentu
lewat dari kurungan waktu 24 jam yang spesial baginya. Harapannya yang tinggi
untuk dapat menerima pesan Selamat Ulang Tahun dari seseorang yang sudah lama
diimpikan oleh Sabrina di tahun ini pupus sudah. Zonk!
Kecewa itu
pasti. Kecewa sekali. Tapi, ia mencoba kembali menata pikirannya yang kacau
‘hanya gara-gara itu’ dan berpikir “Memang aku ini siapa?”. Hahaha. Iya juga.
Memang ia siapa? Sabrina, nama wanita itu, hanya seorang tak penting yang berusaha
penting bagi orang lain yang menurutnya penting namun akhirnya dimata sosok
yang diimpikannya itu ia mungkin menjadi orang yang sangat tidak penting. Ah,
sudahlah. Yang pasti suasana hatinya sedang buruk hari ini. Mata sudah bengap
seperti orang baru ditonjok. Argh!!! Rasanya ingin sekali Sabrina mengenyahkan
semuanya!!! Tidur.